Rabu, 27 Mei 2009

Neolib dan Ekonomi Kerakyatan

Masa kampanye belum di mulai, tapi perang antara Kandidat Capres terjadi, saling serang antara yang satu dengan yang lainnya, mengkritik prinsip ekonomi yang akan diterapkan.
Yang paling seru adalah perang antara paham Neolib dan Ekonomi Kerakyatan.
Dari pelajaran ekonomi yang saya pelajari selama kuliah, di negara kita tidak menganut keduanya.
Gaya Liberalisme di kembangkan oleh Negara Barat dan Ekonomi Kerayaktan dikembangkan di negara-negara Timur.
Dan Posisi Indonesia adalah berada di tengah-tengah, dengan peran pemerintah yang paling dominan.

1 komentar:

Blog Watcher mengatakan...

CAPRES DAN CAWAPRES MULAI SALING SERANG





Hardikan, kecaman, hinaan mulai dilakukan para capres dan cawapres. Tim sukses pun tak mau ketinggalan, mulai melancarkan aksi balasan.

Mendengar kata demi kata aksi tersebut, hati serasa miris jadinya. mereka saling memburukkan, membingungkan saling serang mempertontonkan pola kampanye yang tidak sehat.

Sempitnya fikiran tim sukses pemenangan capres dan cawapres tentang strategi dan karakter calon yang diusung semakin terlihat jelas. Mereka tidak menjelaskan kepada publik apa visi dan misi capres dan cawapresnya. Yang terjadi saling serang, saling memburukkan, debat kusir. Semua yang dilakukan justru akan semakin memperparah keadaan.

Dalam mata khayal, terbayang bagaimana jika budaya saling menyerang ini berimbas ke tingkat bawah. Semua bisa menimbulkan gesekan antar simpatisan calon. Yang kalah akan terjajah, marah, sehingga menimbulkan tawuran antar pendukung.




Be a Ranger